Bismillah.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, tidaklah samar bagi kita bahwa ibadah merupakan tujuan hidup manusia. Meskipun demikian ternyata kita sering menjumpai manusia lalai dari tujuan penciptaannya. Di sinilah letak pentingnya kita kembali mengenali hakikat ibadah itu.
Ibadah adalah perendahan diri dan ketundukan kepada Allah dengan dilandasi kecintaan dan pengagungan. Ibadah diwujudkan dengan melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah berupa ucapan dan perbuatan maka itu termasuk ibadah. Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan supaya mereka beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan agama untuk-Nya dengan hanif, mendirikan sholat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus.” (al-Bayyinah : 5). Ibadah kepada Allah hendaknya ditopang oleh amalan-amalan hati; dan yang menjadi pokok utama amalan hati itu adalah mahabbah (cinta), khauf (takut), dan raja’ (harapan). Kita mencintai Allah di atas kecintaan kita kepada segala sesuatu. Dan kita pun takut akan hukuman Allah serta tetap mengharapkan akan rahmat dan ampunan-Nya.
Ibadah ini pun tidak bisa benar kecuali jika dilandasi dengan ilmu. Oleh sebab itu para ulama mengatakan, “Barangsiapa beribadah kepada Allah tanpa ilmu maka apa yang dia rusak jauh lebih banyak daripada apa-apa yang dia perbaiki.”
Demikian, semoga nasihat yang ringkas ini bermanfaat.
Redaksi Website Ma’had al-Mubarok
www.al-mubarok.com